Kanjuruhan : “Keputusasaan Menjadi Negara Sepakbola?”
1 Oktober tepat dimana diperingatinya lahirnya Pancasila menjadi mimpi buruk bagi Kota Malang pada tahun ini (2022), malam itu menjadi malam tak terlupakan bagi bagi dunia sepakbola tak hanya untuk Malang dan Indonesia tetapi menjadi duka bagi sepakbola dunia. Kerusuhan yang terjadi antara aparat kepolisian dan supporter aremania (sebutan fans arema malang fc) memakan korban hingga ratusan orang.
CATATAN BURUK
Sepakbola Indonesia mengalami pasang surut selama bertahun-tahun, berbagai problem dari tahun ke tahun tak kunjung terselesaikan. Mulai dari korupsi di tubuh PSSI, ketidakbecusan Panpel, kepentingan bisnis semata oleh pihak liga hingga sikap kurang dewasa para suporter. Kompleksitas permasalahan tersebut membuat sepakbola Indonesia sulit untuk berkembang terbukti dalam peringkat fifa Indonesia mengalami stagnasi dalam beberapa waktu belakangan. Selain itu kasus korupsi oleh mantan Ketum PSSI ke-17, Joko Driyono dalam kasus pengrusakan barang bukti pengaturan skor, dualisme kompetisi hingga yang terbaru yaitu kerusuhan di Kanjuruhan. Peristiwa Kanjuruhan menambah sejarah catatan buruk Indonesia di mata dunia, kerusuhan ini menjadi tragedi terkelam kedua sepanjang sejarah sepakbola dengan tercatat memakan 174 korban per 2 Oktober 2022.
BAGAIMANA MASA DEPAN SEPAKBOLA INDONESIA?
Ditengah kondisi seperti ini sulit rasanya untuk kita tetap optimis dan percaya akan masa depan sepakbola Indonesia yang lebih cerah. Apakah kejadian Kanjuruhan menjadi lampu merah untuk kemajuan sepakbola tanah air ataukah ini menjadi momentum untuk melakukan perbaikan yang terstruktur, sistematis dan masif oleh setiap elemen? Besar harapan saya kejadian ini menjadi alarm buat kita untuk berbenah, Instansi terkait (Kemenpora), Federasi (PSSI), Panpel hingga Komunitas suporter harus mampu membangun sistem baru yang lebih ramah dan kondusif baik bagi para pemain, staf hingga para supporter. Budaya lama yang tidak relevan harus segera ditinggalkan dengan perbaikan yang bersifat revolusioner. Timnas Indonesia dibawah asuhan Shin Tae Yong (STY) yang sudah menunjukkan tren positif dari berbagai kelompok usia serta piala dunia U-20 di tahun 2023 harus mampu dimanfaatkan sebagai awal kebangkitan sepakbola di tanah air.
Sumber
Update Tragedi Kanjuruhan: Korban Jiwa 174 Orang (detik.com)